Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengungkapkan rencana pemerintah untuk membuka wisata di Bali pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Ia menjelaskan pihaknya menetapkan tiga tahap pembukaan kegiatan masyarakat.
Pertama, pembukaan aktivitas ekonomi warga lokal Bali pada 29 Juli 2020. Kedua, pembukaan destinasi wisata untuk wisatawan domestik pada 31 Juli 2020. Ketiga, pembukaan destinasi wisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada 11 September 2020, namun batal.
"Ini semua tentatif, lokal dan domestik dulu juga tentatif. Andai kata dulu ada sesuatu terjadi ya kedua itu juga kita batalkan," kata Cok Ace, sapaan akrab Wagub Bali, Rabu (26/8/2020).
"Sesuatu itu artinya kalau keadaan tidak kondusif lagi. Pertumbuhan penyebaran Covid-19 makin keras," tambah Cok Ace.
Penundaan ini membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali merumuskan rencana baru untuk membuka destinasi wisata bagi wisman. Meski demikian, dia menegaskan bahwa jadwal pembukaan bersifat tentatif, bisa berubah sesuai situasi.
"Frame time yang tidak mengikat juga. Kami mencoba lagi Desember (pintu untuk wisman dibuka), (pemerintah) pusat sepakat," katanya.
Cok Ace memandang pembukaan destinasi wisata tidak hanya mempertimbangkan situasi di Bali, tetapi juga situasi secara nasional.
"Mudah-mudahan kondisi dalam negeri, kita tidak bisa bicara tentang Bali saja ya sebab aturan berlakunya bagi seluruh Indonesia," terang Cok Ace.
Destinasi wisata rencananya akan dibuka pada Desember. Dia juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Pembatalan pembukaan destinasi wisata pada 11 September juga diputuskan melalui koordinasi.
"Saya yakin pemerintah pusat, pemerintah daerah, saya berharap sebenarnya kegiatan ini bisa kita buka. Tapi kan ada juga persoalan lain yang nggak bisa kita hindari," tutur Cok Ace.
Di sisi lain, Gubernur Bali, Wayan Koster menyadari banyak faktor yang membuat pembukaan destinasi wisata suit dilakukan dalam waktu dekat.
"Belum ada satu pun negara di dunia yang memberlakukan kebijakan untuk mengizinkan warganya berwisata ke luar dari negaranya. Bahkan negara-negara di dunia memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas yang sangat ketat terhadap warganya," kata Koster, Senin (24/8/2020). (Al-Hanaan)
Foto oleh Aditya Agarwal dari Pexels
Comments