Melansir cbsnews.com (26/5/2020), ekonomi Amerika Serikat menurun drastis pada bulan April ketika penutupan nasional (national shutdown). Penutupan nasional dilakukan untuk menekan virus Corona yang dampaknya ditandai dengan aktivitas ekonomi yang terjun bebas sejak Federal Reserve Bank Chicago merekam jejaknya pada 1967.
Diawali dengan menurunnya produksi dan indikator terkait ketenagakerjaan, Indeks Aktivitas Nasional Chicago Fed / Chicago Fed National Activity Index berkurang 16,74 bulan lalu, berubah dari minus 4.97 pada Maret.
Indeks dibuat dari 85 indikator ekonomi yang diambil dari empat kategori utama yang jatuh pada bulan Maret. Empat kategori itu diantaranya: 1) produksi dan pemasukan; 2) ketenagakerjaan, pengangguran, dan jam kerja; 3) konsumsi pribadi dan papan; dan 4) penjualan; pemesanan; dan inventori.
Pembacaan indeks positif sejalan dengan pertumbuhan di atas tren sementara pembacaan negatif berkorespondensi dengan tren pertumbuhan negatif.
Menurut the Chicago Fed, pergerakan indeks per tiga bulan jatuh pada minus 7,22 pada bulan April dari minus 1,69 pada Maret. Setelah ekspansi ekonomi, kecenderungan kuat resesi secara historis terikat pada rerata tiga bulan yang jatuh di baawah minus 0,70.
Menurut Departemen Buruh, satu dari empat pekerja Amerika mendaftar tunjangan pengangguran dalam 10 pekan terakhir.
Sementara pertumbuhan ekonomi merangkak naik sedikit dalam dua pekan terakhir, “Kembalinya kenormalan ekonomi cenderung berproses lambat dan naik turun,” kata kepala ekonom Fitch Ratings, Brian Coulton dalam suatu laporan.
“Level PDB sebelum virus tampak tidak tercapai hingga pertengahan 2022 di Amerika Serikat dan secara signifikan nanti di Eropa. Ini terjadi meski diberikan rangsangan kebijakan yang masif,” pungkas Coulton. (Al-Hanaan)
Comments