Pandemi Covid-19 menggeser perilaku masyarakat Indonesia. Diprediksi, orang-orang Indonesia akan lebih aktif di dunia maya dengan membuat video vlog atau vlog.
Fakta ini didapat melalui hasil penelitian SurveySensum Covid-19 Impact on APAC Business. 37 persen pelaku usaha di Indonesia yang optimistis bakal banyak orang yang membuat vlog sebagai ekspresi interaksi sosial selama pandemi Covid-19.
"Di antara negara Asia Pasifik yang kami survei, India yang paling optimis melihat vlog sebagai ceruk produk dan layanan digital. Setidaknya ini diamini 47 persen pelaku usaha di India. Di Indonesia, ada 37 persen pelaku usaha yang berkeyakinan demikian," ujar CEO SurveySensum & NeuroSensum, Rajiv Limba, kepada MyCity, Rabu (20/5/2020).
"Kita bisa lihat tidak sedikit pelaku usaha di Indonesia yang beriklan melalui konten-konten vlog. Tidak menutup kemungkinan setelah pandemi akan lebih banyak content creator baru membuat vlog bersponsor, bekerja sama dengan brand," dia menambahkan.
Senada dengan temuan tersebut, 56 persen pelaku usaha Asia Pasifik memandang Komunitas Dalam Jaringan (daring) dan Web Influencers akan memainkan peran besar dalam perjalanan pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Di Indonesia sendiri ada 42 persen pelaku usaha yang mengamini hal tersebut.
Di antara keempat negara responden, pelaku usaha di Singapura yang paling banyak menaikkan anggaran media digital dan penjualan e-commerce, yaitu 57 persen. Di Indonesia terdapat 48 pelaku usaha yang menaikkan anggaran media digital dan 55 persen yang memfokuskan penjualan e-commerce.
Dalam kesempatan terpisah, lebih dari 60 persen responden pelaku usaha akan menaikkan anggaran digital marketing mereka di atas 30 persen. Bahkan 10 persen pelaku bisnis lainnya berani berinvestasi di atas 40 persen.
"Menariknya, ketika negara lain fokus ke digital dan berhenti beriklan di TV, masih ada 20 persen pelaku usaha di Indonesia yang tetap akan menaikkan anggaran iklan TV terutama dari kategori Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan farmasi obat bebas yang tidak terlalu parah dihantam pandemi."
"Audiens TV di Indonesia masih lebih besar dibandingkan media sosial. Lebih dari 80 persen orang Indonesia masih menonton TV, sementara di negara lain sudah di kisaran 65 persen," tutur Rajiv. (Arie Nugroho)
Comments