Ekonom senior sekaligus dosen Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan Indonesia akan jatuh ke jurang resesi. Menurut Faisal, resesi Indonesia hanya menunggu waktu.
Hal ini ia sampaikan saat webinar Kelompok Studi Demokrasi Indonesia bertajuk 'Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikan Ekonomi', Minggu (20/9/2020).
"Resesi sudah merupakan keniscayaan, tapi ekonomi kita tidak separah negara lain. Kita tinggal secara waktu tunggu rsesi. Tapi resesi kita sangat dangkal, naiknya lebih cepat," katanya.
Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Untuk itu, penyebaran Covid-19 harus dikendalikan agar tak menurunkan pada daya beli dan konsumsi masyarakat.
"Covid-19 jadi sumber utama ketidakpastian. Jika Covid dikendalikan, masyarakat tidak akan kurangi belanja, sekarang, masyarakat gak mau belanja karena takut," terang Faisal.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -5,32%. Kontraksi ini merupakan terendah sejak kuartal I-1999 sebesar -6,13%.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar -1%.
"Perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami kontraksi 1,0% tahun ini di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), sebelum naik kembali ke tingkat pertumbuhan 5,3% pada tahun 2021," kata Winfried Wicklein, Direktur ADB untuk Indonesia.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati juga turut memprediksi resesi yang akan menimpa Indonesia di kuartal III-2020. Secara halus, Menkeu mengatakan kontraksi di Q3 2020 tak akan sedalam di Q2 2020. Meski demikian, ia mengimbau untuk tetap waspada.
"Kontraksi ekonomi Indonesia di tahun 2020 ini di kuartal kedua kemungkinan masih akan berlangsung, dari sisi kuartal ketiga meskipun suasana kuartal ketiga mungkin relatif lebih baik dari kuartal kedua tersebut," papar Winfried. (Al-Hanaan)
Foto: Sinar Harapan
Comments