Para buruh dan pelajar melakukan aksi unjuk rasa 1310 untuk menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Demo tolak UU Ciptaker itu disinyalir ditunggangi oleh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dalam unjuk rasa, terlihat spanduk yang dipasang di wilayah Jakarta Pusat bertuliskan 'KAMI terbukti menunggangi aksi demo buruh dan pelajar.' Namun, hal itu dibantah oleh Komite Eksekutif KAMI, Syahganda Nainggolan.
"Tidak mungkin," tegas Syahganda, dikutip Rabu (14/10/2020).
Ia menjelaskan gerakan buruh dan pelajar memiliki sejarah yang panjang dalam mengubah kebijakan suatu negara.
Baca Juga: Rabu (14/10/2020), Kasus Positif Covid-19 Bertambah 4.127, Sembuh 4.555, Meninggal Dunia 129
Tak heran, para akdemikus menjadikan gerakan buruh dan pelajar menjadi bahan penelitian melalui teori gerakan sosial di lembaga pendidikan di seluruh dunia.
Meski demikian, Syahganda tak memungkiri bahwa kaum buruh dan pelajar berbagi aspirasi dengan KAMI dalam menolak UU Ciptaker. Pasalnya, mereka adalah orang-orang yang kritis terhadap terhadap kebijakan pemerintah.
"Namun, sebagai entitas terpisah dan masing-masing punya eksistensi, tuduhan menunggangi kurang dimengerti oleh orang-orang yang tidak paham teori gerakan sosial," papar Syahganda.
Menanggapi tuduhan itu, Syahganda mengimbau agar pihak yang asal tuduh itu mempelajari gerakan buruh dan mahasiswa.
"Biar waras," ucap Syahganda.
Sebagai informasi, spanduk yang menuduh KAMI berada di balik demo penolakan UU Ciptaker terpasang di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pihak polisi mengaku tak tahu mengenai hal itu.
Beberapa pejabat menyebut ada pihak yang mendanai demo penolakan UU Ciptaker. Salah satunya adalah Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. Namun, ia tak menyebut siapa bowhir di balik demo tersebut.
Foto: M. Yusuf Manurung - Tempo
Comments