top of page

Sektor Jasa Sebabkan PDB Q2 Jakarta Minus 8,22 Persen

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Aug 10, 2020
  • 1 min read

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta minus 8,22 persen padan kuartal II (Q2) tahun 2020. Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan kondisi itu akibat ketergantungan ibukota terhadap sektor jasa untuk menopang perekonomian.

"Kota jasa sangat dipengaruhi pergerakan manusia. Semakin banyak pergerakan manusia di Jakarta, maka terbuka terjadi transaksi ekonomi dan bisnis. Semakin disempitkan, maka ekonomi stagnan," kata Sarman di Jakarta, Senin (10/8/2020).


Bagi Sarman, pergerakan manusia tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi Jakarta. Jika ada pembatasan, transaksi akan menyempit dan ekonomi mandek.


Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ketimpangan antara Q1 dan Q2. Pada Q1, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06% dan pada Q2, kontraksi sangat lebar yaitu -8,22%. Pekan lalu, BPS merilis pertumbuhan Q2 2020 sebesar -5,31% dibandingkan tahun lalu.

"Pertumbuhan kuartal I, walau plus, tapi itu ditopang ekonomi tahun sebelumnya. Namun ketika kita masuki Maret itu kan mulai WFH (work from home), pembatasan, kemudian dampak pariwisata paling awal langsung kena misal penerbangan dibatasi untuk turis-turis, hotel kena. Berlanjut terus sampai PSBB (pembatasan sosial berskala besar), perusahaan tutup kecuali 11 sektor. Jadi sangat memukul ekonomi Jakarta," terang Sarman. (Al-Hanaan)


Foto oleh Alifia Harina dari Pexels



Comments


bottom of page