Aksi mogok nasional alias demo buruh dituding selama tiga hari dituding mendapat pendanaan dari Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. Namun, pihak serikat pekerja mennanggapi dengan santai adanya bohir (bouwheer) di balik demonstrasi itu.
Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S. Cahyono menandaskan tak ada yang mendanai demo buruh karena organisasi buruh mempunyai kas internal yang diperoleh dari iuran bulanan.
"Kami dari KSPI tak ada yang mensponsori karena setiap anggota punya iuran, buruh bukan pengangguran, punya uang," ungkap Kahar, Kamis (8/10/2020).
Iuran bulanan yang dipungut dari anggota organisasi sebesar 1% dari gaji bulanan. Misal, buruh bergaji Rp5 juta wajib membayar iuran sebesar Rp50 ribu per bulan.
"Iuran ini untuk menjalankan organisasi antara lain pelatihan, advokasi, aksi-aksi juga, jadi murni dari serikat pekerja. Nggak ada sponsor," jelas Kahar.
Baca Juga: Kamis (8/10/2020), Kasus Positif Covid-19 Bertambah 4.850, Sembuh 3.769, Meninggal Dunia 108
Dalam obrolan itu, Kahar enggan mengungkapkan berapa berapa banyak uang kas KSPI. Namun, ia membeberkan saat ini anggota KSPI mencapai 1 juta buruh. Tentu, uang iuran dipertanggungjawabkan secara bulanan dan tahunan di tingkat organisasi.
"Soal aksi mogok ini kami tidak tahu berapa keluarnya, nggak banyak pengeluaran paling biaya, konsumsi air, dan makan siang. Kadang-kadang buruh biaya sendiri," papar Kahar.
Di sisi lain, pemerintah bersikukuh bahwa demo buruh itu ada yang menggerakkan dan mendanai. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto orang di balik layar demo buruh itu adalah orang yang egois.
Bagaimana tidak? Di saat pandemi Covid-19, mereka menerjunkan buruh untuk berdemo sementara mereka tidak ikut berdemo.
"Sebetulnya pemerintah tahu siapa di belakang demo itu. Jadi kita tahu siapa yang menggerakkan, kita tahu siapa sponsornya. Kita tahu siapa yang membiayainya, sehingga kami berharap 7 fraksi di DPR juga merepresentasi rakyat," ungkap Airlangga. (Al-Hanaan)
Foto: Kumparan
Comments