Kementan Luncurkan Aplikasi Barcode/QR Code Untuk Atasi Pemalsuan Benih
- MyCity News
- Aug 29, 2020
- 2 min read

Kementerian Pertanian (Kementan) membuat terobosan di bidang pelayanan publik untuk menyongsong revolusi industri 4.0. Terobosan ini berupa pertanian modern berbasis manajemen teknologi informasi digital yang terintegrasi dengan jaringan internet.
Selain itu, penerima bantuan benih sudah mendapat jaminan benih bermutu yang beredar melalui "Aplikasi Barcode/QR Code" yang bisa diakses dengan ponsel pintar oleh semua lapisan masyarakat.
Aplikasi ini diluncurkan oleh Kementan melalui Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan yang bertujuan memberikan informasi peredaran benih secara cepat dan tepat. Mulai dari informasi jumlah, mutu, varietas, waktu, tempat, dan status benih terkini yang beredar di Indonesia.
"Aplikasi ini sangat diperlukan dan menguntungkan, karena dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pemalsuan benih yang luar biasa marak, karena jika benih dipalsukan dan benih tidak tumbuh yang jelek adalah produsen benihnya. Hal ini untuk melindungi produsen dan petani pengguna benih," kata Takdir, Direktur Perbenihan, Jakarta, Jumat (28/8/2020).
Melalui sistem ini, Kementan menjamin mutu benih, stok, dan sebaran benih yang diproduksi dan beredar dalam negeri. Terobosan ini membuat kualitas layanan menjadi cepat, efektif, efisien, transparan.
Oleh sebab itu, seluruh produsen benih yang sudah sertifikasi mandiri maupun yang belum harus mengakses seluruh produksi benih dan stok benih melalui aplikasi Barcode/QR Code.
Dengan begini, seluruh produksi dan stok yang beredar dapat tercatat dan terpantau di masyarakat. Bilamana benih disalurkan, stok akan berkurang secara otomatis.
"Hal ini sangat penting dan bermanfaat untuk pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan tentang ketersediaan benih bermutu dalam negeri," jelas Takdir.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan kehadiran aplikasi itu adalah wujud kebijakan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk mengatasi pemalsuan benih sehingga ketersediaan benih bermutu tetap terjaga.
Baca Juga: Sabtu (29/8/2020), Kasus Positif Covid-19 Bertambah 3.308, Sembuh 1.902, Meninggal Dunia 92
"Saat ini, aplikasi ini masih tahap uji coba di lapangan dan tahap penyempurnaan serta melengkapi sarana prasarana yang mendukung penerapan aplikasi Barcode/QR Code," ucap Suwandi.
"Tahun 2021, semua benih bantuan pemerintah saya targetkan sudah menggunakan Barcode/R Code yang dapat di akses dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat secara luas," imbuh Suwandi.
Sebelumnya, Mentan Syharul Yasin Limpo menitahkan jajarannya untuk menuntaskan pemalsuan benih. Langkah nyata yang ditempuh adalah optimalisasi sistem informasi perbenihan.
"Sistem informasi benih ini sangat penting untuk peningkatan kualitas dan kuantitas serta efisiensi penggunaan sumber daya dalam era digital," kata YSL.
Dalam kesempatan yang berbeda, perwakilan perusahaan benih jagung hibrida PT BISI, Dodi mendukung sistem aplikasi itu karena mempermudah dalam mengontrol peredaran benih. Terutama bagi benih yang akan kedaluwarsa dan informasi jumlah stok benih yang beredar.
"Sistem ini mengingatkan masa berlaku benih perusahaan kami, dan sangat membantu perusahaan menjaga dan meningkatkan mutu benih," ungkap Dodi.
Senada dengan Dodi, Agustin dari PT. Syngenta mengatakan sistem ini akan meningkatkan kepercayaan dan keberlanjutan usaha perbenihan karena informasi benih yang dibutuhkan tersedia lengkap dengan identitasnya.
"Sistem ini menjadikan transparansi informasi yang dapat dimanfaatkan baik oleh produsen maupun petani," tandas Agustin. (Al-Hanaan)
Comments