top of page

Derasnya Aliran Modal Asing Bikin Rupiah Menggerus Dolar AS

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Jun 8, 2020
  • 2 min read

Updated: Jun 9, 2020


ree

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat tajam. Derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia membuat rupiah terus berjaya.


Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat nyaris 5 persen ke posisi Rp13.850 dolar AS. Ini menjadi level terkuat rupiah sejak 24 Februari.


Penguatan tajam juga terjadi pada 2 Juni lalu. Hal itu membentuk pola Marubozu. Ini adalah candlestick yang terbentuk secara penuh dan panjang. Dia bisa mewakili naik (bulish) atau turun (bearish).


Baca Juga:


Marubozu tidak memiliki ekor, tidak memiliki ekor atas dan bawah. Nilai harga tertinggi dan harga terendahnya sekaligus diwakili oleh nilai harga pembukaan dan harga penutupan.


Pada 2 Juni lalu, rupiah membuka perdagangan di level 14.480 pe dolar AS. Ini menjadi level tertinggi harian dan menutup perdagangan di level Rp14.380 dolar AS.


Secara teknikal, rupiah membentuk pola Black Marubozu. Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.


Buktinya, rupiah langsung melesat pekan ini, hingga menembus Rp14.000 per dolar AS. Kini, target realistis adalah Rp13.565 per dolar AS pada pekan ini.


Melihat indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, rupiah memang sangat rentan mengalami koreksi alias melemah.


Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.


Stochastic yang oversold dalam waktu lama dapat memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah. Rupiah perlu "mengambil nafas" dulu setelah berlari kencang pada pekan lalu.


Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran Rp13.930 per dolar AS, jika tersebut ditembus, rupiah berisiko kembali menguji level psikologis Rp14.000 per dolar AS.


Selama bertahan di bawah level psikologis tersebut, rupiah berpeluang besar mencapai level Rp13.565 per dolar AS yang merupakan level terkuat tahun ini sekaligus dalam 2 tahun terakhir.


Modal Asing Tinggalkan India dan Pindah ke Indonesia


Ya, penguatan nilai tukar rupiah belakangan tak lepas dari beberapa faktor. Satu di antaranya adalah limpahan arus dana asing yang keluar dari India dan masuk ke Indonesia. Hal itu menyebabkan permintaan atas rupiah semakin membumbung.


Secara lebih detail, penguatan rupiah terjadi akibat adanya investor yang memindahkan asetnya dari pasar India. Mereka berduyun-duyun menarik dana akibat adanya penurunan rating di India dari BAA2 menjadi BAA3.


Di lain sisi, dolar AS memang cenderung melemah akibat aksi demonstrasi menuntut keadilan atas kasus kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal setelah kepalanya diinjak lutut oleh polisi Minneapolis Derek Chauvin pada 25 Mei lalu.


Selama sepekan terakhir, Dolar AS turun hingga 1,7 persen terhadap mata uang utama. Selain kasus George Floyd, pembukaan kembali ekonomi di berbagai negara di Asia menjadi alasan lain di balik menurunnya dolar AS.


Dari sisi domestik, penguatan rupiah cenderung disebabkan dimulainya transisi pembukaan PSBB oleh beberapa daerah, seperti DKI Jakarta. Kebijakan ini diharapkan akan mendorong peningkatan produktivitas perekonomian setelah menurun tajam ketika implementasi PSBB di berbagai daerah di Indonesia. (Arie Nugroho)

Comments


bottom of page