BPJS Kesehatan Catat Utang Jatuh Tempo Rp0 per Agustus 2020
- MyCity News
- Sep 18, 2020
- 2 min read

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengumumkan kelebihan (surplus) sebesar Rp2,56 triliun dalam kas anggaran 2020.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris mengatakan BPJS Kesehatan tak memiliki defisit atau utang ke rumah sakit per 1 Juli 2020 karena perubahan besaran iuran kepada peserta BPJS Kesehatan.
Pertama, BPJS Kesehatan mendapat iuran sebesar Rp160.000 untuk kelas 1, Rp 110.000 untuk kelas 2, dan Rp 42.000 untuk kelas 3. Nilai ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 tentang Jaminan Kesehatan.
Kedua, BPJS Kesehatan mendapat iuran sebesar Rp80.000 untuk kelas I, Rp51.000 untuk kelas II, dan Rp25.500 untuk kelas III. Nilai ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018.
Ketiga, BPJS Kesehatan mendapat iuran sebesar Rp150.000 untuk kelas I, Rp100.000 untuk kelas II, dan Rp42.000 untuk kelas III. Nilai ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020.
Berdasarkan data tersebut, Fachmi mengatakan penerimaan BPJS Kesehatan sebesar Rp130,7 triliun dengan pengeluaran dalam rencana kerja sebesar Rp128 triliun.
"Disini kami kemudian memproyeksikan pada baseline Juli 2020. Di akhir tahun 2020, ini diperkirakan akan ada surplus arus kas sebesar Rp 2,56 triliun. Dengan sudah memperhitungkan dampak pandemi covid-19, biaya bayi lahir. Dengan tindakan dan asumsi penundaan iuran PBPU," papar Fachmi saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (17/9/2020).
BPJS Kesehatan telah melunasi utang kepada fasilitas kesehatan sepanjang Januari-Agustus 2020 sebesar Rp71,33 triliun.
"Sehingga Juli 2020 sudah tidak ada lagi gagal bayar," tambah Fachmi.
Sejak resmi beroperasi pada 2014, BPJS Kesehatan belum pernah mencatat surplus. Baru pada 31 Agustus 2020, BPJS Kesehatan mencatat nilai utang jatuh tempo sebesar Rp0.
Adapun utang belum jatuh tempo sebesar Rp1,75 triliun dan klaim yang masih dalam proses verifikasi (outstanding claim) sebesar Rp1,37 triliun.
Di akhir 2019, BPJS Kesehatan mencatat defisit sebesar Rp15,5 triliun. Jumlah defisit agak menurun di akhir Januari 2020 menjadi Rp15,04 triliun dan harapannya bisa tuntas di akhir 2020. (Al-Hanaan)
Foto: Tagar
Comments