BI Prediksi Inflasi di Bawah 2%, Pertanda Resesi?
- MyCity News
- Aug 20, 2020
- 1 min read

Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada akhir 2020 berada pada level di bawah batas sasaran inflasi 2%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo berargumen bahwa permintaan domestik yang lemah menyebabkan inflasi berada di bawah 2% pada akhir 2020.
"Inflasi akhir tahun ini Insya Allah rendah, bahkan di batas bawah kisaran sasaran, sasaran 2% hingga 4%. Tahun ini kan mengarah ke batas bawah yaitu 2%," kata Perry, Rabu (19/8/2020).
Pada Juli 2020, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) sehingga inflasi IHK sebesar 0,98% per Juli 2020 secara tahun berjalan (year to date).
Inflasi IHK sebesar 1,54% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan inflasi pada Juni 2020 yang sebesar 1,95%.
"Rendahnya inflasi dipengaruhi oleh lemahnya permintaan domestik akibat pandemi Covid-19," terang Perry.
Inflasi yang rendah bisa dilihat dari inflasi inti dan komponen lain. Inflasi kelompok volatile food secara tahunan menurun. Ini disebabkan dukungan pasokan yang memadai dari panen raya, distribusi di berbagai daerah, dan harga komoditas pangan global yang rendah.
Sedangkan inflasi kelompok administered prices tetap rendah akibat permintaan yang agak turun, terutama didorong kenaikan tarif angkutan umum dan kendaraan roda empat daring, serta harga jual rokok.
"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dalam sasarannya sebesar 3,0% ± 1% pada 2020 dan 2021," pungkas Perry. (Al-Hanaan)
Foto: Shutterstock
Comments