Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meramal pertumbuhan ekonomi tahun depan berada di level 5%. Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menjelaskan terjadi pemulihan ekonomi mulai tampak meski belum berada pada tahap normal.
Hal itu ia sampaikan dalam acara 'Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX 2020' bertema Business Revamp: Overcoming Uncertainty through Knowledge, Selasa (6/9/2020).
"Intinya adalah tahun 2021, kita melihat probabilitas kesempatan adanya recovery, itu intinya," terang Suahasil.
"Kita merasakan bahwa dan kita mengharapkan di tahun 2021 dunia usaha akan mulai menggeliat, dunia usaha akan mulai bekerja lebih intense, dunia usaha akan memiliki kegiatan yang lebih banyak sehingga juga menjadi support bagi perekonomian Indonesia," papar Suahasil.
Lebih lanjut, ia menyebut support yang utama bagi pemulihan ekonomi adalah pemerintah. Selain itu, di 2021 dunia usaha akan menunjukkan peningkatan secara bertahap.
"Ini harapan kita sehingga pertumbuhan ekonomi di sekitar 5% tahun 2021 itu sumbernya bukan hanya dari pemerintah tapi juga dari kegiatan masyarakat dan kegiatan dunia usaha. Tentu ada prasyaratnya," tambah Suahasil.
Untuk mendukung pemulihan, pemerintah memberikan insentif pajak dan menggelontorkan anggaran sebesar Rp695,2 triliun melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Untuk tahun 2021, pemerintah akan meningkatkan belanja dan melebarkan defisit sebesar 5,7%.
"Defisit yang melebar ini diberikan blessing di UU Nomor 2 Tahun 2020 tapi harus kita ke bawah 3% pada 2023. Karena itu pada 2020 ke 2021 kita lakukan konsolidasi, pengurangan tapi gak boleh drastis," jelas Suahasil.
Baca Juga: Selasa (6/10/2020), Kasus Positif Covid-19 Bertambah 4.056, Sembuh 3.844, Meninggal Dunia 121
"Nanti dengan dunia usaha masyarakat itu mulai bekerja dan pertumbuhan ekonomi support konsumsi dan investasi maka pertumbuhannya dari anggaran pemerintah belanjanya akan naik, tetapi nanti defisitnya kita upayakan turun dengan gradually," sambung Suahasil. (Al-Hanaan)
Foto: Tribun News Wiki
留言