4 Negara Jiran Masuk Resesi, Akankah Indonesia Menyusul?
- MyCity News
- Aug 23, 2020
- 2 min read

Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan perekonomian dunia. Saat ini, tercatat 22 negara masuk ke jurang resesi, termasuk negara maju.
Negara dikatakan mengalami resesi bilamana produk domestik bruoto (PDB) berkontraksi atau tumbuh negatif secara tahunan (year-on-year/YoY) selama dua kuartal berturut-turut.
Pada kuartal II (Q2) tahun 2020, Indonesia mengalami resesi teknikal di mana PDB berkontraksi sebesar 5,32% secara YoY. Padahal, pada Q1 tahun 2020, perekonomian Indonesia tumbuh positif sebesar 2,97%.
Tak hanya Indonesia, ada empat negara tetangga kita yang masuk jurang resesi. Siapa saja?
1. Malaysia
Malaysia mengalami resesi teknikal. Mengutip Trading Economics, ekonomi Malaysia tumbuh negatif 16,5% (quarter-to-quarter/QtQ) pada triwulan II 2020. Pada Q1, ekonomi tumbuh -2%.
Secara tahunan (YoY), ekonomi tumbuh -17,1%, meskipun pada Q1 ekonomi tumbuh 0,7%. Konsumsi rumah tangga menurun hingga 18,5% dan investasi turun 28,9%.
Permintaan eksternal berkontribusi negatif terhadap PDB. Aktivitas ekspor dan impor menurun tajam.
Sementara itu, jasa produksi, sektor jasa, dan manufaktur berkontraksi alias tumbuh negatif. Pun, pertambangan dan konstruksi ikut menurun.
2. Singapura
Secara kuartalan (QtQ), perekonomian Singapura berkontraksi sebesar 42,9% pada Q2 2020 dibandingan kuartal sebelumnya.
Secara tahunan (YoY), ekonomi menyusut sebesar 13,2% pada Q2. Sementara itu, PDB Singapura berkontraksi sebesar 0,3% secara tahunan (YoY) pada Q1 2020.
Singapura merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya pada 2020 menjadi kontraksi antara 5% hingga 7%. Pada Mei 2020, PDB Singapura diperkirakan akan menyusut sekitar 4%-7%.
3. Filipina
Pertama kali dalam 29 tahun terkhir, perekonomian Filipina terjembab ke jurang resesi.
Secara tahunan (YoY), PDB Filipina berkontraksi sebesar 16,6% di Q2 2020. Pada Q1 2020, secara tahunan ekonomi Filipina berkontraksi sebesar 0,7%.
Secara kuartalan (QtQ), ekonomi Filipina berkontraksi sebesar 15,2% periode April-Juni. Pada Q1 2020, ekonomi Filipina juga -5,1%.
4. Muang Thai
Ekonomi Muang Thai menurun drastis sepanjang Q2 2020. Pandemi Covid-19 memukul keras sektor pariwisata, ekspor, dan aktivitas ekonomi negeri Gajah Putih.
Melansir Reuters, Senin (17/8/2020), ekonomi Muang Thai berkontraksi sebesar 12,2% pada Q2 2020 dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal yang sama.
Ini merupakan kontraksi terbesar dalam 22 tahun terakhir sejak krisis ekonomi Asia 1998 silam.
Secara teknis, Muang Thai sudah mengalami resesi karena ekonomi berkontraksi sebesar 2% pada Q1 2020.
Pemerintah Muang Thai memprediksi ekonomi negara akan tumbuh negatif sebesar 7,3%-7,8% tahun 2020. Prediksi ini lebih parah daripada prediksi sebelumnya yaitu minus 5-6%. (Al-Hanaan)
Image by PublicDomainPictures from Pixabay
コメント