top of page

Turunkan Emisi 314 Juta Ton CO2 Pada 2030, Indonesia Investasi Rp3.500 Triliun

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Aug 20, 2020
  • 2 min read

ree

Pemerintah menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 314 juta ton pada 2030. Pembangkit Listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ditargetkan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 156,6 juta ton.


Sejalan dengan Ratifikasi Paris Agreement saat Conference on Parties (COP) 22 di Maroko pada November 2016, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan internasional.

"Pemerintah telah mencanangkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 314 juta ton CO2 di tahun 2030 dengan estimasi kebutuhan investasi sebesar Rp3.500 triliun. Bidang Pembangkit Listrik EBT ditargetkan dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 156,6 juta ton CO2 (atau 49,8% dari total aksi mitigasi sektor energi) dengan kebutuhan investasi sebesar 1.690 triliun Rupiah," kata Ida Nuryatin Finahari, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukkan Dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rabu (19/8/2020).


Target porsi EBT dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. Target ini diselaraskan dengan menahan kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industrialisasi dan suhu global ke 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industrialisasi.


"Sebagai salah satu usaha dalam mencapai target Kebijakan Energi Nasional, Indonesia telah memiliki 10,4 GW pembangkit listrik terpasang berbasis EBT terhitung hingga semester pertama tahun 2020. Jumlah tersebut didominasi oleh energi hidro dengan komposisi sekitar 6,07 GW dan selanjutnya diikuti oleh energi panas bumi sebesar 2,13 GW," kata Ida.


Sebanyak 90 persen suplai energi primer Indonesia didominasi oleh energi fosil seperti batu bara, gas, dan minyak.

Komposisi EBT dalam bauran energi primer dalam pembangkit listrik sebesar 9,15% pada 2019. Sementara itu, komposisi lain masih didominasi oleh batu bara sebesar 37,15% dan gas sebesar 33,58%.


Untuk itu, pemerintah memperbaiki skema harga jual, regulasi, dan pemberian insentif. Harapannya, investor tertarik berinvestasi di sektor energi yang ramah lingkungan seperti panas bumi, air dan angin. (Al-Hanaan)


Foto: Chris LeBoutillier - Pexels


Comments


bottom of page