top of page

Serang Indonesia di Sidang Umum PBB, Inilah Fakta Mengejutkan Vanuatu

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Sep 28, 2020
  • 2 min read


Perdana Menteri Republik Vanuatu Bob Loughman menyindir Pemerintah Indonesia terkait isu Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua. Sindiran tersebut disampaikan dalam Sidang Umum PBB, Sabtu (26/9/2020).


Diplomat muda yang mewakili Indonesia dalam Sidang Umum PBB, Silvany Austin Pasaribu langsung memberikan jawaban tegas atas sindiran Vanuatu tersebut.


Silvany menegaskan, Vanuatu bukan representasi warga Papua sehingga tak bisa mewakili suara warga Papua.


Baca Juga:


“Anda bukanlah representasi dari orang Papua, dan berhentilah berfantasi untuk menjadi salah satunya,” jelas dia.


Dalam rekaman video resmi PBB, Silvany menyebut Vanuatu memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana Indonesia harus bertindak atau memerintah negaranya sendiri.


Pasalnya, hampir setiap tahun dalam Sidang Umum PBB, Vanuatu selalu menyinggung isu dugaan pelanggaran HAM yang dialami warga Papua.


“Indonesia akan membela diri dari segala advokasi separatisme yang disampaikan dengan kedok kepedulian terhadap hak asasi manusia yang artifisial,” kata Silvany.


Lantas, seperti apa negara Vanuatu? Ternyatam ada sejumlah fakta mengejutkan dari negara ini.


1. Baru bebas kanibalisme tahun 1970


Sebagian besar antropolog sepakat kanibalisme di Vanuatu terakhir terjadi pada tahun 1969. Laporan Squires hingga lebih dari 50 tahun lalu, penduduk pulau Vanuatu memiliki reputasi sebagai kanibal yang menakutkan.


Catatan tahun 1839, dua misionaris Inggris pertama yang akan dikirim dari London Missionary Society dibunuh dan menjadi korban kanibalisme di Pulau Martir yang kini dikenal sebagai Erromango.


2. Negara Berbahaya


Untuk urusan bencana alam, Vanuatu menjadi negara yang paling berisiko tersapu bencana atau berbahaya. Laporan World Risk dari Universitas PBB untuk Lingkungan dan Keamanan Manusia menetapkan persentase risiko untuk total 173 negara.


Berdasarkan kemungkinan mengalami gempa bumi, badai, banjir, kekeringan, dan naiknya permukaan laut Vanuatu menduduki peringkat teratas dengan 36,43 persen. Disusul Tonga, Filipina, Guatemala, dan Bangladesh.


3. Penemu bungee jumping


Bungee jumping yang kini menjadi aktivitas para adrenaline junkies ternyata sudah jauh lebih dulu dilakukan di sini. Bahkan bisa jadi lebih ekstrem. Tepatnya sebagai bagian dari ritual Nanggol di mana warga melompat dari menara kayu setinggi 20-30 meter.


Ritual dilakukan saat tanaman ubi rambat tumbuh di awal April di Pulau Pentakosta. Saat itu warga akan membangun menara kayu dengan tinggi tak kurang dari 20 meter.


Saat menara rampung, biasanya akhir Mei, pria dewasa dan anak-anak akan melompat, terjun bebas dari menara dengan tanaman rambat melilit pergelangan kaki mirip tali pengaman dalam bungee jumping.


Soal persamaan Nanggol dan bungee jumping, ternyata Vanuatu sempat menuntut royalti dari penyedia petualangan modern karena dianggap telah mencuri tradisi mereka.


4. Paling sedikit dikunjungi dan paling bahagia


Transportasi yang sulit dan mahal membuat Vanuatu negara yang paling sedikit dikunjungi warga dunia. Hanya 95.000 orang saja yang berkunjung ke sini tiap tahunnya. (Arie Nugroho)



Comentários


bottom of page