Selain Kejar Target Bauran EBT, Ini Tiga Inisiatif Lain PLN
- MyCity News

- Aug 12, 2020
- 2 min read
Updated: Aug 13, 2020

Pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23 persen pada 2025. Ini setara dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT yang mencapai 19,9 Giga Watt (GW).
Namun, kapasitas pembangkit listrik PT PLN (Persero) baru mencapai 7,8 GW. Dibutuhkan 12,1 GW atau 155 persen lagi untuk mencapai target pada 2025 mendatang.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan target itu melebihi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dengan target energi sebesar 5 GW menjadi 12,8 GW pada 2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan target energi sebesar dan 16,3 GW.
"Kita identifikasikan permasalahannya dan ada tiga rangkaian inisiatif untuk mencapai aspirasi EBT tersebut," kata Zulkifli di YouTube RakyatMerdeka TV, Rabu (12/8/2020).
Ia juga menyebutkan tiga inisiatif lain diantaranya implementasi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), program Green Booster, dan pembangunan EBT berskala besar.
Untuk program Green Booster, PLN akan melakukan CoFiring, yaitu mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil menjadi pembangkit listrik berbasis EBT dan melakukan dediselisasi yaitu pengalihan penggunaan bahan bakar minyak ke sumber EBT.
Selain itu, PLN akan memanfaatkan lahan-lahan bekas tambang untuk lokasi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan memanfaatkan waduk yang ada untuk irigasi dan pembangkit listrik.
Pembangunan PLTS di atas waduk juga akan dibatasi hanya 5 persen agar waduk tak tertutup. Saat ini, PLTS terapung yang sedang dibangun adalah PLTS Cirata.
"Pemanfaatan waduk sangat baik karena tidak perlu adanya pembebasan lahan. Jika di Cirata ini berhasil, PLN akan melihat potensinya di waduk-waduk yang lain," terang Zulkifli.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa peralihan sumber energi berbasis fosil ke EBT merupakan kesepakatan bersama terutama saat suhu bumi naik 2 derajat. Ke depannya, kendaraan akan berubah menjadi kendaraan listrik.
"Saya bilang ke Pertamina, mobil akan (beralih) jadi (berbahan bakar) listrik, sedangkan 65% income pertamina dari bahan baku bensin. Begitu juga dengan PLN. Pembagkit PLN masih banyak yang batu bara, sulit, lebih dimusuhi," pungkas Zulkifli. (Al-Hanaan)
Foto: Katadata



Comments