Produksi Batu Bara 2021 Naik 59 Juta Ton, Alasannya 3 Hal
- MyCity News
- Aug 28, 2020
- 2 min read

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi produksi batu bara tahun depan meningkat menjadi 609 juta ton. Jumlah ini naik 59 juta ton dibandingkan tahun ini yang sebesar 550 juta ton.
Pada tahun 2022, produksi juga diproyeksikan meningkat menjadi 618 juta ton. Selanjutnya, tahun 2023 sebesar 625 juta ton dan tahun 2024 sebesar 628 juta ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaludin mengatakan proyeksi volume batu bara tahun 2020 sampai 2024 dihitung berdasarkan kapasitas produksi perusahaan, kebutuhan pasar dalam negeri, dan pertumbuhan ekonomi.
"Setelah melakukan perhitungan baik demand maupun kebutuhan dalam negeri diputuskan produksi batu bara pada tahun depan sebesar 609 juta ton," terang Ridwan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Kamis (27/8/2020).
Adapun proyeksi ekspor tahun 2021-2024 sebesar 441 juta ton. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2020 sebesar 395 juta ton.
"Proyeksi ekspor dihitung berdasarkan kebutuhan pasar ekspor," tutur Ridwan.
Untuk kebutuhan domestik, proyeksi produksi batu bara sebesar 168 juta ton tahun 2021. Angka ini meningkat 13 juta ton dari tahun 2020 yang sebesar 155 juta ton.
Adapun proyeksi produksi tahun 2022 sebesar 177 juta ton, tahun 2023 sebesar 184 juta ton, dan tahun 2024 sebesar 187 juta ton.
"Proyeksi domestik dihitung berdasarkan peningkatan kebutuhan batu bara pada berbagai sektor industri dalam negeri seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), industri, semen, dan smelter," papar Ridwan.
Secara rinci, PLN membutuhkan batu bara sebesar 121 juta ton untuk memasok PLTU pada 2021. Lalu, pengolahan dan pemurnian sebesar 16,72 juta ton dan sektor pupuk 1,73 juta ton.
Selanjutnya, semen membutuhkan 15,02 juta ton, sektor tekstil membutuhkan 6,54 juta ton, dan sektor kertas 7,11 juta ton. (Al-Hanaan)
Image by MichaelGaida from Pixabay
Kommentarer