top of page

Pendapatan PLN Turun Rp3 Triliun per Bulan Akibat Covid-19

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Aug 25, 2020
  • 2 min read


Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PLN (Persero) kehilangan pendapatan sebanyak Rp3 triliun per bulan akibat penurunan penjualan listrik selama pandemi Covid-19.


Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan pendapatan dari penjualan listrik pada 2019 mencapai Rp25 triliun per bulan. Selama pandemi Covid-19, pendapatan PLN hanya Rp22 triliun sebulan.


Selama pandemi Covid-19, permintaan listrik sempat menurun lebih dari 10% dibandingkan dengan 2019.



"Tahun lalu revenue (pendapatan) listrik per bulan sekitar Rp 25 triliun, tapi dengan Covid-19 ini, penjualan listrik hanya Rp 22 triliun. Jadi, terjadi penurunan penerimaan dari penjualan listrik per bulan Rp 3 triliun akibat Covid-19 ini," ungkap Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapar (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (25/8/2020).


Menurut laporan keuangan PLN, perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp139,77 triliun pada semester I-2020. Sedangkan pada semester I-2019, pendapatan PLN sebesar Rp137,53 triliun.


Adapun pendapatan dari penjualan tenaga listrik pada semester I-2020 sebesar Rp135,41 triliun. Sedangkan pada semester I-2019 sebesar Rp133,45 triliun.


Pendapatan usaha perseroan pada 2019 mencapai Rp285,64 triliun. Jumlah ini naik dari Rp272,89 triliun pada 2018.



Sementara itu, penjualan tenaga listrik mencapai Rp276,06 triliun pada 2019. Jumlah ini naik dibandingkan Rp263,48 triliun pada 2018.


"Terkait dengan kondisi demand (permintaan) listrik, kini sudah mulai meningkat. Di puncak Covid-19 mengalami penurunan lebih dari 10% dibandingkan 2019," tutur Zulkifli.


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi listrik di Jawa dan Bali per Juli masih minus. Bahkan, konsumsi listrik di Bali -18% secara tahunan (Year-on-Year/YoY).


Di Sumatera dan Kalimantan, konsumsi listrik tumbuh positif mencapai hampir 3%. Sementara di Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) tumbuh 6%.


Di sisi lain, konsumsi listrik sebesar 20,19 TWh pada Juli, sedangkan konsumsi listrik pada Juni sebesar 19,27 TWh. Konsumsi pada Juli ini tertinggi sejak April di mana pada April konsumsi sebesar 19,39 TWh dan Mei 18,63 TWh.



Pada awal Agustus, pemerintah memperpanjang program stimulus listrik hingga Desember. Pelanggan rumah tangga sudah mendapat dua kali perpanjangan stimulus listrik.


Pemerintah juga mengalokasikan tambahan subsidi listrik Rp15,39 triliun dan total penerima manfaat mencapai 33,64 juta pelanggan. Tiga stimulus adalah diskon tarif 50% dan 100%, pembebasan ketentuan rekening minimum, dan pembebasan biaya beban atau abonemen. (Al-Hanaan)


Foto: Istimewa


Comments


bottom of page