Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan PT Pertamina akan memproduksi baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle battery).
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan Pertamina sedang menghitung cadangan bahan bakar fosil untuk mencukupi kebutuhan energi di masa depan. Ketersediaan bahan bakar fosil masih menjadi tolok ukur bagi ketahanan energi suatu negara.
Baca Juga: Selasa (29/9/2020), Kasus Positif Covid-19 Bertambah 4.002, Sembuh 3.567, Meninggal Dunia 128
Hal ini juga dijadikan dasar untuk mempersiapkan perusahaan untuk menyediakan bahan bakar kendaraan listrik. Indonesia tak bisa terus menerus menggunakan bahan bakar fosil.
"Pertamina nantinya ke depan akan jadi perusahaan yang memproduksi EV battery. Dia akan berubah dari menjual energi fosil menjadi energi baterai," kata Arya, di akun YouTube Matangasa Institute, Senin (28/9/2020).
Saat ini, Menteri BUMN, Erick Thohir sedang berkunjung ke Korea Selatan untuk bernegosiasi dengan produsen EV battery. Selain Korea Selatan, pemerintah RI juga menggaet Cina untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan akan menemui calon investor pabrik baterai kendaraan listrik di Korea Selatan.
"Saya mau ke Korea sama Pak Menteri BUMN, untuk hilirisasi EV battery. Sekarang perusahaan dalam negeri ngambil nikel, bangun smelter jadi barang setengah jadi lalu impor. Ini bangun EV kita dorong mereka bangun pabriknya," kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (22/9/2020).
Produsen asal Korea Selatan ini akan membangun pabrik di Kawasan Industri Terpadu (KIT), Batang, Jawa Tengah. Nilai investasi pabrik ini mencapai US$350 juta dengan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 1.300 orang.
Baca Juga: Kebal Resesi! PDB Vietnam Tumbuh 2,62% YoY
Produsen ini juga akan melakukan diversifikasi usaha industri pengolahan bahan galian non logam untuk memasok perusahaan afiliasi di bidang otomotif yang sedang dibangun di Indonesia. (Al-Hanaan)
Foto: Autonetmagz
Comments