Australia melakukan embargo batu bara terhadap Cina. Larangan impor batu bara termasuk batu bara termal (steaming coal) maupun kokas (coking coal). Batu bara merupakan ekspor terbesar kedua Australia setelah bijih besi.
Di sisi lain, otoritas bea cukai Cina melarang pembuat baja dan operator pembangkit listrik Cina untuk berhenti mengimpor batu bara. Hal itu dilakukan di tengah ketegangan antara kedua negara.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Australia, Simon Birmingham akan mendiskusikan hal ini dengan industri terkait.
"Kami sedang berbicara dengan industri batu bara di sana dan mencari jaminan dari China terkait dengan masalah ini," kata Birmingham, dinukil dari Reuters, Rabu (14/10/2020).
Dewan Mineral Australia juga mengetahui embargo ini namun ia tetap yakin prospek batu bara Australia tetap cerah dalam jangka menengah. Demikian dikutip dari The Guardian, Rabu (14/10/2020).
Sebelumnya, negeri Tirai Bambu dan negeri Kanguru telah bersitegang terkait asal usul virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Selain itu, pelarangan Huawei Technologies membangun infrastruktur jaringan 5G di Australia juga menambah sengitnya ketegangan.
S&P Global Platts juga mendapat informasi bahwa utilitas milik Cina dan pabrik baja telah menerima pemberitahuan lisan untuk segera menghentikan impor.
Sebagai informasi, Australia mengekspor US$7,3 miliar batu bara ke Cina pada semester I tahun 2020. Angka ini meningkat 8% di periode yang sama tahun 2019.
Cina merupakan negara importir terbesar batu bara Australia. Tahun 2019, Australia mengekspor batu bara sebesar US$39,52 miliar.
Sampai hari ini, Cina belum berkomentar apapun mengenai embargo Australia.
Foto: Reuters
Comments