Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina kian memanas. Panasnya hubungan mereka mulai dari perdagangan, teknologi, Covid-19, hingga Hong Kong. Lembaga think tank yang berbasis di Beijing mendeteksi adanya aktivitas udara pesawat tempur AS yang tak biasa di Laut Cina Selatan.
Menukil South China Morning Post (SCMP), Rabu (14/10/2020), ada 60 pesawat tempur AS yang mengintai jarak dekat ke Cina pada September 2020.
Rinciannya, 41 pesawat terbang di atas Laut Cina Selatan yang diperebutkan dengan sejumlah negara ASEAN, enam pesawat terbang di atas Laut Cina Tmur, dan 13 pesawat terbang di atas Laut Kuning.
"LCS masih menjadi fokus utama AS, tetapi yang tak kalah penting adalah aktivitas di kawasan Laut Kuning mengalami peningkatan yang nyata jika dibandingkan dengan aktivitas dua bulan lalu," demikian laporan South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), dikutip Rabu (14/10/2020).
Baca Juga: Rabu (14/10/2020), Kasus Positif Covid-19 Bertambah 4.127, Sembuh 4.555, Meninggal Dunia 129
Lembaga think tank itu menyimpulkan bahwa AS sedang menyiapkan serangan jarak jauh di masa depan terhadap 'sasaran' di Laut Cina Selatan. Ini terlihat dari banyaknya jet dan kekuatan militer yang dikerahkan untuk 'menghalau' eksistensi militer Cina.
"AS mungkin sedang mempersiapkan misi jarak jauh di masa depan di LCS," tandas lembaga itu.
Terlebih, AS juga mengirimkan kapal tanker bahan bakar pangkalan AS di Guam, bukannya dari pangkalan udara Kadena di Jepang. Operasi itu jelas tak efisien dan boros.
Terkadang, pesawat juga menyamar menjadi pesawat sipil, bahkan tak menyalakan transponder.
"[Pesawat itu] menyamarkan diri layaknya pesawat Filipina, lalu kembali ke nomor aslinya setelah misi selesai," ungkap pihak SCSPI sembari menjelaskan bagaimana pesawat AS mengubah kode identifikasi saat terbang.
Sebagai informasi, Cina bersitegag dengan sejumlah negara di Laut Cina Selatan, diantaranya Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam, dan Taiwan.
Akibatnya, AS terlibat konflik dengan dalih menjunjung kebebasan navigasi dan melindungi mitra. Sampai saat ini pihak Angkatan Laut AS belum memberikan tanggapan apapun terkait ini.
Foto: AFP
Comments