top of page

Kementrian ESDM: Energi Solar Photovoltaic (PV) dan Angin Bakal Dominasi EBT

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Aug 7, 2020
  • 2 min read

ree

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mencari bibit unggul inovator dan entrepreneur (pengusaha) muda sektor energi. Harapannya, mereka menjadi penggerak ekonomi di masa depan, terlebih dalam percepatan inovasi energi baru terbarukan (EBT).


"Tren di era New Normal itu pengembangan energi fosil semakin sulit menerima bantuan dari lembaga-lembaga pendanaan multinasional. Apalagi transformasi EBT bisa berubah dari cost center menjadi profit center," kata Saleh Abdurrahman, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Kementerian ESDM, saat webinar Shell LiveWIRE Energy Solutions, Jakarta, Kamis (6/8/2020).



Perubahan ini tak lepas dari dinamika global yang mengalami pergeseran konsumsi energi dan penerapan teknologi. Tercatat dalam Q1-2020, pandemi Covid-19 menekan permintaan energi dunia hingga 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Untuk itu, generasi muda seharusnya memanfaatkan peluang ini untuk mencari terobosan di bidang energi bersih.


"Sebagai pebisnis energi harus mampu untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Di dalam penurunan demand itu, harus bisa menemukan ide-ide kreatif untuk menemukan terobosan mengembangkan energi terbarukan," ungkap Saleh.


Saleh menjabarkan energi yang bisa digarap dan menjadi ladang bisnis paling menjanjikan di masa depan yaitu solar photovoltaic (PV) dan angin. Kedua energi itu bisa mengembalikan tingkat kepercayaan investasi energi yang menurut International Energy Agency (IEA) anjlok 20% pada 2020.



"Rata-rata solar PV dan angin akan mendominasi perkembangan teknologi EBT ke depan hingga tahun 2040," papar Saleh.


Selain itu, harga energi baru dan terbarukan (EBT) semakin menurun dari tahun ke tahun. "Rata-rata harga solar PV dunia dari USD 250 per Mega Watt hour (MWh) di 2018 itu sekarang sudah di bawah USD 100 per MWh. Begitu pula untuk angin," terang Saleh.


"Ke depan kita tidak lagi ditentukan oleh pembangkit-pembangkit besar. Yang kalau ada gangguan, maka pasokan listrik masyarakat dalam jumlah besar akan terganggu semuanya. Ini yang disebut small scale atau distributed energy system," lanjut Saleh.



Pada kesempatan itu, Presiden Direktur & Country Chair Shell Indonesia Dian Andyasuri mengatakan Shell berkomitmen menjadi perusahaan energi global yang memasok energi dunia, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan, dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar.


"Dengan Shell LiveWIRE Energy Solutions ini kami ingin mengajak semua anak muda Indonesia yang kreatif dan inovatif di bidang energi untuk terlibat mencari solusi energi berkelanjutan," tandas Dian. (Al-Hanaan)


Foto: Pexels



Comments


bottom of page