top of page

Kembangkan PLTP, Geo Dipa Energi Tandatangani 3 Perjanjian

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Aug 20, 2020
  • 2 min read

ree

Badan Geologi mencatat potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,9 Giga Watt (GW) sampai Desember 2019.


Berdasarkan data Direktorat Panas Bumi, potensi panas bumi baru dimanfaatkan sebesar 2.130,6 MW atau 8,9%. Untuk itu, pemerintah berupaya meningkatkan pemanfaatan panas bumi menjadi 7.241,5 MW atau 16,8% pada 2025.

Saat ini, Indonesia mempunyai dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yaitu PLTP Dieng 2 dan PLTP Patuha 2.


Ada tiga penandatanganan kerja sama untuk pengembangan proyek PLTP Dieng 2 dan PLTP Patuha 2.


Pertama, PT Geo Dipa Energi (Persero) dengan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia untuk penjaminan.


Kedua, PT Geo Dipa Energi (Persero) dengan ADB untuk perjanjian pinjaman (loan agreement).


Ketiga, PT Geo Dipa Energi (Persero) dengan Direktorat Pengelolaan dan Resiko Kementerian Keuangan untuk perjanjian penjaminan (guarantee agreement).

Kerja sama itu menambah kapasitas pembangkit listrik panas bumi sebesar 110 MW (55 MW per PLTP) melalui PLTP Dieng 2 dan Patuha 2. Konstruksi PLTP diharapkan akan dimulai pada akhir 2020 dan dijadwalkan (COD) untuk beroperasi pada 2023.


Kedua proyek PLTP adalah proyek prioritas pemerintah yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No. 1567 K/21/MEM 2018 dan Peraturan Menteri ESDM No. 40 tahun 2014. Proyek PLTP ini adalah proyek geothermal pertama bersama ADB dengan skema direct lending.


"Pemanfaatan energi terbarukan perlu ditingkatkan tidak hanya untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23% pada tahun 2025, namun juga menuju ekonomi rendah karbon. Hal ini dikarenakan pengoperasian pembangkit panas bumi hampir tidak menghasilkan emisi karbon yang merusak lapisan bumi secara berkesinambungan," kata Riki Firmandha Ibrahim, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Rabu (19/8/2020).


Riki menambahkan pembangunan pembangkit listrik panas bumi sebagai sumber energi sejalan dengan Paris Agreement dan Konvensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFCCC-COP 25).

Sementara itu, Direktur Asian Development Bank (ADB), Winfried F. Wicklein mengatakan kedua proyek panas bumi akan membantu Indonesia memerangi perubahan iklim dan menjadikan sistem kelistrikan di Indonesia berkelanjutan, andal, dan efisien.


Di samping itu, proyek pengembangan ini akan mendorong dunia usaha dan konsumen untuk mengakses energi yang terjangkau, andal, dan modern.


"Bantuan kami sejalan dengan sasaran jangka panjang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan energi, termasuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi dari dalam negeri, menambah bauran energi, dan memastikan keberlanjutan lingkungan," kata Winfried.

Pemanfaatan panas bumi akan membuka peluang investasi, meningkatkan ekonomi lokal, pekerja, dan masyarakat sekitar. Sementara itu, pembangunan infrastruktur akan membuka lapangan kerja serta meningkatkan penerimaan pemerintah pusat dan daerah.


"Geo Dipa berkomitmen untuk bisa memenuhi target pemanfaatan energi terbarukan menjadi energi listrik melalui pemanfaatan panas bumi yang terbesar di dunia.Pengembangan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan menjadi sangat penting dalam menjamin keberlanjutan hidup Indonesia khususnya dalam ketahanan energi nasional kedepan," terang Riki.


Pemerintah daerah juga mendapat Bonus Produksi tiap tahun serta program Community Development dan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) sebesar 200 MW berpotensi mempekerjakan sekitar 0,5 orang per MW. Ini belum termasuk penambahan tenaga seperti satpam, pekerja Harian, dan lainnya.


Untuk tahap konstruksi selama tiga tahun berpotensi mempekerjakan tenaga buruh sekitar 1.000 orang. (Al-Hanaan)


Foto oleh Kerry dari Pexels


Comments


bottom of page