top of page

Kembangkan Bisnis LNG, PGN Jajaki Ekspor 27 Kargo LNG Hingga Asia

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Aug 18, 2020
  • 3 min read

ree

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas PT Pertamina (Persero) bakal menjual 27 kargo gas alam cair (liquid natural gas/LNG) per tahun ke pasar internasional.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar telah menjajaki pasar kawasan Asia Pasifik, terutama Asia Tenggara. Ia mengatakan proyeksi permintaan LNG di Asia Tenggara mencapai 0,5 juta ton per tahun (MTPA) atau setara dengan sembilan kargo.


Perusahaan juga mendapat respons positif dari pasar internasional lain dengan proyeksi permintaan sekitar 18 kargo per tahun.


"Permintaan gas di Asia Pasifik meningkat setiap tahunnya, sebagai negara dengan cadangan gas yang besar, Indonesia dapat memperbesar prospek bisnis gas bumi ke negara-negara Asia Pasifik, terutama Asia Tenggara," terang Syahrial, dalam keterangan resmi perusahaan, Selasa (18/8/2020).


Lebih jauh, Syahrial mengungkapkan ekspansi bisnis LNG internasional seperti penandatanganan Perjanjian Pokok Jual Beli LNG antara PGN dan Sinopec, serta rencana proyek kilang LNG skala kecil di Cina yang bekerja sama dengan perusahaan manufaktur logistik ISO Tank.


Di samping itu, perusahaan juga mengkaji potensi ekspansi pasar bisnis LNG, terutama di negara Asia Selatan.

Bagi PGN, LNG merupakan peluang untuk memasuki pasar internasional baik dari segi pengembangan infrastruktur maupun niaga (trading). Harapannya, PGN bisa menjadi pemain gas internasional seiring dengan peran PGN dalam mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri.


PGN bertekad mengejar target pengembangan bisnis LNG internasional, khususnya di pasar Asia. Tekad ini bermodal portofolio mulai dari penyediaan infrastruktur, pemrosesan, transportasi, penyimpanan, bunkering, hingga niaga LNG.


"Targetnya, PGN dapat meningkatkan volume pengelolaan niaga gas bumi untuk perdagangan LNG global hingga sekitar 130 BBTUD (miliar British thermal unit per hari) untuk lima tahun pertama dan akan dikembangkan untuk tahun-tahun berikutnya," ungkap Syahrial.


PGN bertekad mengejar target pengembangan bisnis LNG internasional, khususnya di pasar Asia. Tekad ini bermodal portofolio mulai dari penyediaan infrastruktur, pemrosesan, transportasi, penyimpanan, bunkering, hingga niaga LNG.


"Targetnya, PGN dapat meningkatkan volume pengelolaan niaga gas bumi untuk perdagangan LNG global hingga sekitar 130 BBTUD (miliar British thermal unit per hari) untuk lima tahun pertama dan akan dikembangkan untuk tahun-tahun berikutnya," ungkap Syahrial.

Di sisi lain, Sekretaris PGN, Rachmat Hutama mengatakan bisnis LNG merupakan bagian penting dari transformasi Pertamina sebagai holding Migas dan PGN sebagai subholding gas.


Terlebih, PGN mendapat tugas dari Pertamina untuk mengelola bisnis LNG end-to-end secara penuh di pertengahan 2019.


"PGN mengambil peran dan melakukan langkah-langkah strategi untuk memanfaatkan segala peluang LNG yang ada, diantaranya melalui pengelolaan FSRU (unit regasifikasi dan penyimpanan LNG terapung)," ucap Rachmat.


PGN mempunyai dua Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Pertama, FSRU Lampung di Labuhan Maringgai dengan kapasitas 1,5-1,7 juta ton per tahun dan volume penyaluran gas mencapai 240 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).


FSRU terintegrasi dengan fasilitas pipa transmisi South Sumatra West java (SSWJ) yang menghubungkan sumber gas bumi di Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.


Kedua, FSRU Jawa Barat serta regasifikasi darat PT Perta Arun Gas di Arun Lhokseumawe Aceh. Selama ini, PGN telah menyalurkan gas bumi hasil regasifikasi LNG lebih dari 250 BBTUD.

Lebih jauh, Rachmat memaparkan beberapa anak perusahaan PGN yang turut menjadi menyokong portofolio LNG yaitu Nusantara Regas. Nusantara Regas memiliki kapabilitas regasifikasi LNG yang memang bertujuan mendukung sektor kelistrikan nasional.


Lalu, PT Perta Arun Gas yang dikembangkan sebagai hub LNG dengan kapasitas regasifikasi 450 MMSCFD dan memiliki empat tangki di darat dengan kapasitas masing-masing 125.000 m3. Terakhir, PT Pertagas Niaga yang berkontribusi pada bidang niaga retail LNG.


Menurut Rachmat, optimalisasi portofolio domestik bisa menjadi bekal PGN dalam melaksanakan inisiasi ekspansi bisnis LNG internasional.


Untuk itu, PGN juga akan berintegrasi dengan Holding Pertamina untuk mengoptimalkan portofolio LNG pasar internasional.


Tantangannya adalah ketidakpastian harga minyak dunia yang menyebabkan harga LNG tidak kompetitif.


"Dalam menyikapi hal tersebut, diantaranya dilakukan sinergi dengan pihak lain dalam rangka mengoptimalkan informasi yang dimiliki, sehingga jasa atau produk yang ditawarkan memiliki nilai jual yang lebih baik," tutur Rachmat.

Oleh sebab itu, kualitas SDM harus ditingkatkan agar bisa mendukung dinamika pengembangan bisnis perusahaan.


"Merujuk pada rencana jangka panjang perusahaan, PGN akan mengoptimalkan peluang untuk pengembangan bisnis global trading dan overseas marketing dengan memanfaatkan sumber daya LNG yang dimiliki dan kemampuan perusahaan dalam penyediaan infrastruktur hilir," pungkas Rachmat. (Al-Hanaan)


Foto: PGN



Comments


bottom of page