Indonesia Gandeng UEA Bikin Proyek EBT Senilai Rp1,8 Triliun
- MyCity News

- Aug 23, 2020
- 1 min read

Pemerintah Indonesia kembali mengadakan pertemuan dengan pemerintah Uni Emirat Arab untuk membahas kerja sama bilateral di bidang energi.
Di pihak Indonesia, pertemuan ini diwakili oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Sementara perwakilan Uni Emirat Arab adalah Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail Mohammed Faraj Al Mazroui.
"Dalam pertemuan tersebut kami juga menjajaki proyek energi terbarukan lain di Indonesia. Kita juga minta dukungan Uni Emirat Arab untuk perbincangan bisnis Pertamina dengan ADNOC (Abu Dhabi National Oil Company)," kata Retno saat konferensi pers daring, Sabtu (22/8/2020).
Lebih jauh, Retno mengatakan proyek energi baru terbaruka (EBT) antara Indonesia dan UEA adalah proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 145 MWp di Cirata, Jawa Barat.
Proyek ini akan melakukan terobosan (groundbreaking) pada Juni 2021 dan diharapkan beroperasi pada semester II-2022.
Proyek senilai Rp1,8 triliun ini merupakan kolaborasi antara PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PT Pembangkit Jawa Bali Investasi dengan Masdar, perusahaan EBT asal Abu Dhabi.
"Kita tidak mau hanya jadi pasar, tapi kita juga ingin mendapat tambahan teknologi dari negara besar seperti UEA khususnya di bidang energi. Kita tidak hanya kerja sama di minyak, tetapi kita juga kerja sama untuk mengeksplor sumber energi terbarukan. Oleh karena itu salah satu point meeting yang akan kita lakukan bagaimana PLN bisa mentransformasi dengan partner Masdar membangun energi tenaga surya yang awalnya sekarang di Cirata dan akan kita eksplor lagi di beberapa daerah lain," terang Erick. (Al-Hanaan)
Foto: Vector Stock



Comments