Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan hal yang mengejutkan publik. Apa yang mereka sampaikan ini bertolak belakang dengan apa yang sebelumnya mereka anjurkan.
Salah satu petinggi WHO menyarankan para pemimpin dunia untuk berhenti melakukan karantina wilayah (lockdown) demi pertumbuhan ekonomi.
Bahkan, satu-satunya kesuksesan penerapan lockdown adalah peningkatan kemiskinan. Padahal selama ini, kita memandang lockdown sebagai kebijakan penyelamatan nyawa. “Lockdown hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin menjadi semakin miskin,” kata Dr. Davis Nabarro, melansir dari The Australian, Senin (12/10/2020).
Baca Juga: Cuan! Kakao Sumbang Ekspor USD549 Juta di Masa Pandemi Covid-19 “Kami di WHO tidak menganjurkan lockdown sebagai cara utama pengendalian virus,” imbuh Davis. Lebih lanjut, Davis menjelaskan lockdown hanya bisa memberi waktu bagi pemimpin untuk menyusun kembali sumber daya guna melindungi tenaga kesehatan. Pasalnya, lockdown menghancurkan industri global seperti pariwisata dan pertanian kecil.
“Tampaknya kita akan mengalami dua kali lipat kemiskinan dunia dan malnutrisi anak pada tahun depan,” lanjut Davis. Oleh sebab itu, Davis meminta para pemimpin dunia untuk mencari solusi lain dengan saling bekerja sama.
Baca Juga: PSBB Transisi Jakarta Untungkan Pengusaha Lokal, Alasannya? Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengimbau pemimpin dunia untuk tidak terburu-buru mencabut lockdown untuk menghadapi gelombang pertama Covid-19. “Negara mana pun yang membuka sekolah dan bisnis akan terpaksa tutup lagi karena kebangkitan (Corona),” tutur Tedros, mengutip dari New York Post, Senin (12/10/2020).
Baca Juga: Ini Trik Kemenperin Tingkatkan Produksi Garam Lokal Untuk Kurangi Impor Selain itu, Tedros juga meminta semua pemimpin dunia untuk melakukan pengujian dan pelacakan kontak untuk masing-masing negara. Harapannya, lockdown bisa efektif dan tak perlu lockdown lagi. “Kita perlu mencapai situasi yang berkelanjutan yang mana kita bisa mengendalikan virus tanpa mematikan hidup kita sepenuhnya, atau beralih dari lockdown ke lockdown lain yang sangat merugikan masyarakat,” jelas Tedros.
Foto: Fabrice Coffrini
Comments