Pemerintahan Indonesia bekerja sama dengan Imperial College London (ICL) mengembangkan Covac, vaksin Covid-19 asal Inggris. Vaksin itu kini tengah memasuki uji klinis tahap tiga dan diuji coba di Indonesia.
"Indonesia menyambut baik kerja sama uji klinis fase III dengan ICL sebagai upaya menanggulangi pandemi Covid-19," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Slamet dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Slamet menuturkan ICL mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis strand kode genetik RNA sintesis. Vaksin ini menggunakan teknologi self-amplifying RNA (saRNA).
Rencananya, uji klinis tersebut dilaksanakan paling lambat awal 2021. Uji klinis harus dipercepat agar vaksinasi dapat dilakukan pada 2021.
Robin Shattock selaku peneliti vaksin dari Inggris menyampaikan paparan terkait hasil uji klinis fase I dan fase II yang telah dilaksanakan. ICL telah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 yang melibatkan 340 relawan.
Uji ini untuk mengetahui aspek keamanan serta kemampuan vaksin menginduksi respons imunitas relawan yang sehat. Robin mengklaim vaksin yang menggunakan bahan RNA sintesis lebih efektif.
"Karena 1 liter bahan RNA sintesis dapat digunakan untuk menghasilkan 5 juta dosis," tutur Robin.
Indonesia dan Inggris juga menyepakati protokol uji klinis yang bisa menjadi panduan uji klinis fase III di Indonesia sebelum awal 2021. Para peneliti sepakat untuk melanjutkan diskusi intensif secara reguler guna menyepakati protokol penelitian dan persiapan pelaksanaan uji klinis bersama.
Comments