Perusahaan vaksin Cina, Sinovac memproduksi vaksin Covid-19 bernama Coronavac dan siap didistribusikan ke seluruh dunia pada awal 2021. Saat ini, CoronaVac sedang dalam uji klinis ketiga sekaligus terakhir pada manusia.
CEO SinoVac, Yin Weidong mendukung penggunaan CoronaVac. Ia adalah salah orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 dan membuktikan tidak ada efek samping serius.
Jika uji klinis tahap III selesai, ia berjanji akan mengajukan permohonan izin ke Food and Drug Administration (FDA) untuk menjual CoronaVac di Amerika Serikat.
"Pada awalnya, strategi kami dirancang untuk China dan Wuhan. Pada Juni dan Juli, kami menyesuaikan strategi kami, yaitu menghadapi dunia," kata Yin Weidong, dilansir dari AP, Jumat (25/9/2020).
"Tujuan kami adalah memberikan vaksin kepada dunia termasuk AS, UE, dan lainnya," imbuh Yin.
Secara historis, AS, Uni Eropa, Jepang, dan Australia melarang penjualan vaksin Cina. Namun, Yin tetap optimistis kebijakan itu bisa berubah. Alasannya, CoronaVac merupakan salah satu dari empat kandidat vaksin Cina untuk melawan Covid-19.
Saat ini, 24.000 orang lebih berpartisipasi dalam uji klinis CoronaVac di Brasil, Turki, dan Indonesia. Rencananya, akan ada uji coba tambahan di Bangladesh dan Chili.
Pasalnya, negara-negara itu memiliki populasi besar dengan kasus positif Covid-19 yang tinggi dan kapasitas litbang yang terbatas.
Penggunaan darurat kandidat vaksin Covid-19 juga diberikan untuk warga berisiko tinggi seperti personel perbatasan dan tenaga kesehatan. Meski masih kandidat, perusahaan menjamin keamanan dan antibodi yang baik dari hasil tes terhadap 1.000 orang.
Pada Juni, SinoVac juga mengadakan perjanjian dengan SinoPharm dan CanSino untuk memasok puluhan ribu dosis CoronaVac untuk kota Beijing. (Al-Hanaan)
Foto: CoronaVac
Comments