top of page

Satgas Covid-19: Stigma Buruk & Hoax Halangi Proses Tracing Covid-19

  • Writer: MyCity News
    MyCity News
  • Sep 29, 2020
  • 2 min read

ree

Satgas Penanganan Covid-19 menekankan pentingnya proses 3T, yani testing, tracing, treatment dalam menangani virus Covid-19.


Namun, Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan ada kendala dalam melakukan tracing, yakni stigma yang berkembang di masyarakat bahwa penderita Covid-19 harus dihindari.


"Kendala terbesar saat ini adalah tracing atau pelacakan, karena banyaknya resistensi di masyarakat, di lapangan akibat adanya stigma masyarakat terhadap penderita Covid-19 yang harus dihindari. Selain itu, juga ada pemberitaan negatif atau hoax yang menghilangkan rasa percaya kepada pasien yang menjadi subjek tracing," katanya.


Baca Juga:


Wiku menyebut proses testing atau pengetesan dan treatment terhadap pasien Corona di Indonesia cukup berhasil. Keberhasilan itu juga meningkatkan angka kesembuhan pasien.


"Pemerintah Indonesia telah cukup berhasil dalam meningkatkan kapasitas melakukan testing dan treatment. Meskipun secara nasional angka testing belum mencapai target WHO, namun ada 5 provinsi yang testing-nya sudah melebihi standar dari WHO, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Barat, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua," jelas Wiku.


"Selain itu, angka kesembuhan juga terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, dan ini menunjukkan bahwa treatment yang dilakukan berkontribusi terhadap naiknya angka kesembuhan ini," lanjut dia.


Karena pentingnya 3T dalam penanganan Corona, Wiku meminta masyarakat terbuka terkait riwayat perjalanan dan interaksi mereka. Hal itu disebutnya penting membantu pemerintah melakukan pelacakan atau tracing.


"3T merupakan upaya yang tidak mudah, sehingga membutuhkan sinergi dengan masyarakat. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk betul-betul memahami bahwa keterbukaan kita semuanya adalah sangat penting dalam upaya pemerintah untuk melakukan tracing. Mereka harus terbuka terkait riwayat perjalanan dan interaksi yang telah dilakukannya," demikian dia. (Arie Nugroho)


Beberapa hewan peliharaan bermain-main, sementara yang lain duduk di pangkuan pemiliknya, atau menunggu dengan sabar di konter saat penjaga mereka memesan minuman.


Di satu sudut kafe, anjing diperlakukan dengan mencuci dan mengeringkan rambut sebagai bagian dari layanan perawatan yang ditawarkan.


"Ini tempat berbeda di mana anjing bisa datang dan bertemu anjing lain," kata salah satu pengunjung bernama Johara, mengatakan ide kafe ini masih sangat baru di Saudi. (Arie Nugroho)





Comments


bottom of page