Paus Fransiskus: Selama Pandemi Covid-19, Kapitalisme Gagal Lindungi Kemanusiaan
- MyCity News
- Oct 5, 2020
- 2 min read

Dalam khotbah terbarunya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Minggu (4/10/2020) waktu setempat, Paus Fransiskus menguraikan visi bagi dunia setelah pandemi Virus Covid-19 berakhir.
Seperti dinukil Reuters, Senin (5/10/2020), Ensiklik itu mengangkat tema persaudaraan dan solidaritas sosial yang diilhami oleh Santo Fransiskus.
Ensiklik berjudul "Fratelli Tutti" (Semua Bersaudara) menyerukan solidaritas kemanusiaan yang lebih besar untuk mengatasi berbagai masalah global, seperti perubahan iklim atau ketidakadilan yang disebabkan oleh ketimpangan ekonomi.
Baca Juga:
Ensiklik kepausan adalah salah satu jenis komunikasi paling penting dalam Gereja Katolik, yang dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi gereja dan berfungsi sebagai acuan gereja dalam mengambil sikap atas isu-isu penting.
Paus Fransiskus berbicara tentang kapitalisme dan pandemi corona
Dalam ensiklik terbarunya, Paus Fransiskus mencela "teori ajaib" kapitalisme yang menurutnya sering dipandang "sebagai satu-satunya solusi untuk masalah sosial."
"Hanya ada sedikit apresiasi terhadap fakta bahwa kelebihan (yang dijanjikan) tidak menyelesaikan ketidaksetaraan yang menimbulkan bentuk kekerasan baru yang mengancam tatanan masyarakat," kata Paus Fransiskus.
"Ada orang-orang yang ingin kita percaya bahwa kebebasan pasar saja sudah cukup untuk mengamankan segalanya (setelah pandemi melanda)," dia menambahkan.
"Kerapuhan sistem dunia dalam menghadapi pandemi telah menunjukkan bahwa tidak semuanya dapat diselesaikan dengan kebebasan pasar," tulis dia.
"Sangat penting untuk memiliki kebijakan ekonomi proaktif, yang diarahkan untuk mempromosikan ekonomi yang mendukung keragaman produksi dan kreativitas bisnis dan memungkinkan lapangan kerja diciptakan, bukan dipangkas."
Paus Fransiskus mengulangi seruannya di masa lalu tentang redistribusi kekayaan, dengan mengatakan bahwa mereka yang memiliki banyak harus "mengaturnya untuk kebaikan semua."
Dia berharap pandemi corona, yang telah menewaskan lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia, akan menginspirasi penilaian baru tentang prioritas dunia.
"Begitu krisis kesehatan ini berlalu, respons terburuk kita adalah terjun lebih dalam ke dalam demam konsumerisme dan bentuk-bentuk baru pelestarian diri yang egoistik." (Arie Nugroho)
Comments