top of page
Writer's pictureMyCity News

New Normal, Risma Minta Kantin Sekolah Tak Buka



Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, melakukan silaturahmi kepada seluruh Kepala Sekolah tingkat SD hingga SMP negeri dan swasta melalui video confrence pada Sabtu (13/6/2020).


Bertempat di halaman Balai Kota Surabaya, Risma mengajak seluruh kepala sekolah untuk merumuskan protokol kesehatan ketat di sekolah sebelum anak-anak kembali masuk.


"Kondisi ini masih sangat berat untuk anak-anak. Kondisi ini belum bebas bapak ibu. Risikonya sangat besar," ucap Risma.


Baca Juga:


Untuk itu, Risma meminta kepada seluruh sekolah agar mulai menyiapkan protokol kesehatan masing-masing dan menyempurnakan protokol kesehatan yang sudah diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali).

Seperti wajib menggunakan masker, memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat, menetapkan jumlah siswa yang masuk sekolah, mengatur jam belajar, melakukan pengecekan suhu tubuh, menyiapkan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, hingga menerapkan physical distancing.


"Masing-masing sekolah harus menyiapkan protokol secara detail, mulai dari bagaimana anak memasuki halaman sekolah, ketika berada di dalam kelas, luar kelas, masuk laboratorium, hingga toilet itu harus diatur, termasuk kondisinya. Karena yang tau kondisi murid sarana prasarana adalah bapak ibu sekalian," Jelas Risma.


Tak hanya itu, Risma meminta pihak sekolah untuk tidak membuka kantin dan tidak memperbolehkan pedagang keliling berjualan di depan sekolah dahulu. Hal ini dilakukan agar anak-anak dapat dikendalikan dengan mudah dan mencegah adanya kerumunan, sehingga penyebaran COVID-19 dapat ditekan.


Bahkan Risma juga mengimbau kepada pihak sekolah, jika ada anak yang memiliki gejala agar tidak diperbolehkan masuk. Ia juga meminta ada guru yang berjaga di depan dengan menggunakan face shield dan sarung tangan ketika menyambut anak-anak sebelum memasuki sekolah.


"Begitu ada yang menunjukkan gejala atau batuk pas di sekolah, nggak apa di suruh pulang saja. Atau bapak ibu bisa hubungi 112 langsung minta di jemput muridnya, kemudian kita akan jemput, kita juga kirimkan dokter. Nanti dokter yang akan menentukan, misal anak ini harus ke rumah sakit atau bagaimana. Karena batuk belum tentu COVID-19," ungkap Risma.


Selain meminta sekolah mengatur gerakan anak, pihaknya juga mengimbau agar pihak sekolah memperhatikan peralatan atau sarana prasana yang ada di sekolah agar tetap steril. (Arie Nugroho)

9 views0 comments

Comentarios


bottom of page