Pandemi Covid-19 membuat kegiatan belajar dan mengajar terhambat. Oleh karenanya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai sekolah tak perlu memaksakan untuk menuntaskan kurikulum. Apalagi, tahun ajaran baru 2020/2021 akan segera dimulai pada Juli nanti.
Menanggapi hal itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril, meminta guru dan sekolah lebih baik menyesuaikan kemampuan murid untuk menyelesaikan kurikulum.
Dalam hal ini, relasi kurikulum dan kebutuhan siswa harus selalu aktif serta menyesuaikan keadaan.
Baca Juga:
"Jadi kurikulum apa pun yang disederhanakan atau tidak, tetap saja seorang pendidik harus selalu berinteraksi sehingga pembelajaran harus disesuaikan dengan konteks sekolah dan murid berada," ujarnya seperti dilansir situs resmi Kemendikbud, Kamis (18/6/2020).
Iwan menambahkan, saat ini yang lebih dibutuhkan adalah interaksi dinamis antara guru dan siswanya. Maka dari itu, pihaknya meminta bantuan dari sejumlah komunitas untuk mendiskusikan ide-ide baru dalam menjalankan pembelajaran selama pandemi Covid-19.
"Dengan demikian, guru mendapat ide baru untuk dapat menerjemahkan ide-ide materi dalam pembelajaran," tutur dia.
Termasuk untuk menentukan skema pembelajaran jarak jauh (PJJ), guru harus menggunakan asesmen. Sang guru harus bisa menyesuaikan sistem pengajarannya dengan kondisi anak-anaknya.
“Asesmen ini dilakukan agar para guru dapat melihat kondisi tahun ajaran baru ini, kemampuan siswa ada di level mana, dan para guru perlu menjemputnya. Ini perlu diferensiasi, jadi asesmen bisa simpel. Materi kelas sebelumnya bisa digunakan untuk tes kondisi murid seperti apa,” jelas Iwan. (Arie Nugroho)
Comments