Semua orang di dunia mengharapkan pandemi Covid-19 cepat berakhir. Betapa tidak? Mobillitas dibatasi, pekerjaan hilang sementara pengeluaran terus berjalan. Harapan untuk pulih belum tampak jelas.
Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada, Profesor Dr. rer.nat. Dedi Rosadi, S.Si., MSc. memprediksi berakhirnya Covid-19 di Indonesia. Demikian dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (25/9/2020).
"Akhir pandemi sangat bergantung pada upaya pemerintah dalam mengendalilkan laju penyebaran penyakit Covid-19 ini," katanya, Kamis (24/9/2020).
Sebagai ahli statistika, ia melihat tracking data terakhir dan menggunakan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data). Hasilnya, kenaikan nilai proyeksi kasus positif di akhir pandemi cukup signifikan dibandingkan Juli lalu.
Prediksi paling meyakinkan diperoleh melalui model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu yang memperkirakan pandemi berakhir pada pertengahan Februari 2021 dengan total kasus positif Covid-19 menimal 322.000 orang.
Dedi Rosadi menyusun model Probabilistic Data Driven Model (PDDM) bersama alumnus FMIPA UGM Joko Kristad dan Fidelis Diponegoro.
Menurut model PDDM, pandemi Covid-19 di Indonesia berada di puncak pada pertengahan November hingga awal Desember 2020. Sementara itu, pandemi Covid-19 akan berakhir pada Mei 2021 dengan kasus positif sebanyak 700.000 orang.
Selain itu, Dedi Rosadi bersama tim mengkaji pandemi dengan model kurva Richard dan kurva pertumbuhan logistik. Pandemi diproyeksikan berakhir antara April 2021 sampai awal 2022 dengan kasus positif minimal 322.000 ribu orang.
Pantauan kurva insidensi harian pasien menunjukkan penambahan jumlah pasien harian belum mencapai puncak. Sementara itu, angka penularan saat ini (Rt) di atas 1, yaitu 1,07 per 23 September 2020.
"Namun demikian, dengan model SIR-Regresi-runtun-waktu dapat disimpulkan terjadi sedikit peningkatan laju infeksi penyebaran penyakit yang dibarengi dengan peningkatan yang cukup tinggi terhadap laju kesembuhan pasien," jelas Dedi.
Berdasarkan penelitiannya, Dedi menyarankan beberapa hal terkait pandemi. Pertama, pengendalian Covid-19 harus dilakukan secara optimal dengan meningkatkan 3T (tracing, testing, treatment) di episentrum utama, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan.
"Secara nasional dalam jangka waktu dekat juga penting untuk dipantau secara seksama kemungkinan kemunculan klaster PILKADA yang muncul karena mobilitas penduduk mendukung proses kegiatan ini baik sebelum hari H maupun pada hari H kegiatan PILKADA," tandas Dedi.
Penularan lokal di daerah yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 juga diwaspadai karena angka perhitungan Rt (angka reproduksi/angka penularan) Covid-19 masih di atas 1.
Terakhir, Dedi mengimbau masyarakat untuk menaati protokol kesehatan, pengaturan mobilitas penduduk, dan pemberian vaksin massal. Harapannya, upaya di atas dapat segera mengakhiri pandemi Covid-19. (Al-Hanaan)
Image by Alexandra_Koch from Pixabay
Comments