Semua pasti ingin kembali hidup normal layaknya sebelum Covid-19. Sayangnya, kita harus menunggu kehadiran vaksin Covid-19 untuk memastikan keamanan dan kesehatan kita.
Vaksin diketahui sebagai satu-satunya jalan keluar dari pandemi Covid-19. Namun, ahli kesehatan National University of Singapore (NUS), Dale Fisher tidak yakin vaksin saja mampu mengakhiri pandemi. Menurut Dale, vaksin Covid-19 tidak 100% efektif.
"Saya melihat vaksin hanya membantu meredakan (keadaan)," kata Dale Fisher, dikutip dari CNBC, Rabu (23/9/2020).
"Ini tidak akan berakhir layaknya dongeng sesuai harapan banyak orang, di mana ada vaksin yang efektif 100%, semua orang akan mendapatkannya, serta mereka akan menerimanya dalam kurun satu bulan, lalu kembali hidup normal," lanjut Dale, profesor penyakit menular NUS.
Baca Juga: Banjir Bisa Tularkan Covid-19? Ini Kata Ahli
Ia membeberkan adanya penerapan standar yang rendah untuk efektivitas vaksin oleh Food and Drug Administration (FDA). Padahal, FDA menilai vaksin Covid-19 mampu menyembuhkan Covid-19 hingga 50%.
"Artinya, setengah dari orang yang divaksin tidak akan sembuh," kata Dale.
"Kebanyakan orang menganggap ini tidak efektif 100%. Jadi harus ada intevensi non-farmakologis, seperti memakai masker dan membatasi pertemuan untuk waktu yang lama," sambung Dale.
Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 200 kandidat vaksin yang sedang dikembangkan. Sebanyak 38 vaksin diuji ke manusia dan hanya sedikit yang lolos uji klinis tahap akhir. Kandidat vaksin yang paling menonjol adalah Moderna, AstraZeneca, dan Pfizer.
Ia pun meragukan vaksin yang pertama dikembangkan adalah yang terbaik. "Secara statistik, sangat tidak mungkin yang pertama akan menjadi yang terbaik," pungkas Dale. (Al-Hanaan)
Foto: Wikipedia
Comments