top of page
Writer's pictureMyCity News

Dijuluki Supermarket Bencana, Kerugian Bencana di Indonesia Capai Rp22,8 T Per Tahun



Indonesia merupakan negara langganan bencana. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis Indonesia yang memang rawan bencana.


Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis Hidayat Sumadilaga menjuluki Indonesia sebagai supermarket bencana.



Hal ini ia sampaikan dalam lokakarya daring bertajuk 'Megainfrastuktur dan Infrastruktur Tahan Gempa Karya Anak Bangsa', Kamis (24/9/2020).


"Letak Indonesia yang berada di ring of fire membuatnya dikenal sebagai supermarket bencana, terutama bencana gempa dan erupsi gunung berapi yang berpotensi memicu bencana turunan seperti tsunami, liquifaksi, dan lain sebagainya," kata Danis.



Saking seringnya tertimpa bencana alam, Danis menyebut kerugian akibat bencana alam senilai triliunan. Belum termasuk korban jiwa dan materil, seperti bangunan dan infrastruktur.


"Sepanjang 2000-2016, jika dirata-rata kerugian ekonomi langsung akibat bencana alam setiap tahunnya mencapai Rp 22,8 triliun," katanya.



Banyak bangunan yang rusak akibat bencana dikarenakan bangunan belum memenuhi standar kegempaan dengan baik dan benar.


"Selain itu rusaknya infrastruktur juga menyebabkan terputusnya akses sehingga semakin menyulitkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana," jelas Danis.



Tahun ini, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR menuntaskan beberapa Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang struktur dan konstruksi bangunan.


Sebut saja SNI 1726 2020 tentang tata cara perencanaan tahan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non-gedung. Standardisasi itu merujuk pada peta dan sumber bahaya gempa tahun 2017.



Selain SNI, ia memandang pentingnya struktur dan teknologi konstruksi tahan gempa untuk meningkatkan ketahanan konstruksi dalam menghadapi gempa.


"Namun SNI itu tidaklah cukup untuk meningkatkan ketahanan infrastruktur. Kita memerlukan ketahanan teknologi rekayasa gempa untuk meningkatkan kualitas, metode dan waktu pengerjaan hingga biaya konstruksi," tandas Danis. (Al-Hanaan)


Image by Tumisu from Pixabay


7 views0 comments

Comments


bottom of page