Demi Keberlangsungan Ekonomi, Anies Didesak Tak Perpanjang PSBB Jilid II
- Dimas Satrio
- Oct 11, 2020
- 1 min read

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didesak tak memperpanjang kembali masa Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II berakhir hari ini. Kebijakan itu dinilai hanya menyengsarakan ekonomi warga Ibu Kota ditengah pandemi Covid-19.
"Sebaiknya, Anies mencari jalan keluar yang rasional untuk menangani covid-19 sekaligus penanganan keberlangsungan ekonomi di DKI Jakarta," ucap Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, lewat keterangan tertulis, Minggu (11/10/2020).
Gembong mengaku menerima sejumlah keluhan kesulitan ekonomi dari pedagang kaki lima (PKL), warung makan, pengusaha restoran hingga pekerja industri hiburan. Menurut dia, warga yang menggantungkan hidup dari penghasilan harian sulit mencari nafkah selama PSBB.
"Praktis selama empat minggu ini pedagang harian tidak mempunyai pemasukan sama sekali imbas dari diliburkannya perkantoran-perkantoran di Jakarta," kata dia.
Politikus Partai PDIP itu menyoroti kasus positif covid-19 di DKI Jakarta meningkat selama PSBB jilid II. Rata-rata kasus harian mencapai 1.178 kasus.
Sedangkan, rata-rata kasus harian selama PSBB transisi hanya 1.150 kasus per hari. Meski, hal itu akibat jumlah tes swab polymerase chain reaction (PCR) yang meningkat. Namun peningkatan kapasitas tes tak signifikan.
"Bisa dipastikan bahwa rem darurat yang didengung-dengungkan oleh Anies berhasil tersebut, berbeda dengan fakta di lapangan. Faktanya, masyarakat tidak bisa melakukan kegiatan perekonomian, kasusnya pun tidak kunjung mengalami penurunan," ujar Gembong.
Keputusan tersebut dapat merugikan semua pihak, termasuk DKI Jakarta yang saat ini sedang berjuang menutup defisit anggaran. Sejumlah program seperti rehabilitasi sekolah, perbaikan jalan, dan penanggulangan banjir dapat terganggu imbas dari defisit tersebut.
"Bahkan, mungkin Jakarta tidak punya cukup anggaran untuk merehabilitasi halte-halte TransJakarta yang dibakar dalam aksi demonstrasi beberapa hari yang lalu," kata Gembong. (Dimas Satrio)
Foto: Istimewa
Comments