Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengusulkan pajak 0% untuk mobil baru. Usulan ini sedang dikaji oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan belum ada kepastian.
Sekretaris Jenderal Gaikindo, Kukuh Kumara mengatakan pemerintah harus menjelaskan pajak mobil 0% kepada masyarakat. Alasannya, usulan itu berdampak pada sikap konsumen untuk menahan pembelian mobil dengan harapan mendapat relaksasi pajak 0%.
"Dampaknya agak negatif kalau terlalu lama. Soalnya masyarakat, calon pembeli menunggu. Dari dealer saya barusan dapat masukan, dealer sepi nggak ada pengunjung," papar Kukuh, Selasa (29/9/2020).
Penahanan pembelian berdampak luas terhadap semua tier di industri otomotif. Salah satu yang terdampak adalah vendor yang berstatus dari usaha kecil menengah (UKM). Untuk itu, pemerintah harus secepatnya memberikan keterangan resmi terkait relaksasi pajak.
"Industri otomotif ada 1,5 juta pekerja di dalamnya. Terdiri dari banyak pemain, misal untuk ban ada lagi yang memasok. Jadi sangat berdampak jika masyarakat ramai-ramai menahan pembelian," jelas Kukuh.
Jika kondisi seperti ini dibiarkan, tren positif penjualan mobil akan turun. Bulan Agustus lalu, penjualan mobil turun menjadi 37 ribu unit.
"Bukan tidak mungkin turun lagi. Kalau nggak segera diputuskan, kita tinggal Oktober, November, Desember, bakal turun lagi kan karena orang maunya beli mobil yang tahunnya lebih baru. Ini berat buat kita terus terang saja. Jadi segera diputuskan berapapun juga supaya langsung bisa dihitung. Kalau gini nggak tahu karena orang berandai-andai semua. Karena wah 40% bisa turun Rp 100 juta," terang Kukuh. (Al-Hanaan)
Foto: Pixabay
Comments